Food Combining – Diet biasanya identik dengan mengurangi makan, atau juga berpantang makan makanan tertentu. Maka wajar kalau kemudian diet dianggap menyiksa. Membuat pelakunya tak dapat makan enak dan kenyang.
Tapi pernahkah Anda tahu, ada pola diet yang sama-sekali tak menganjurkan pengikutnya berlapar-lapar ria? Kecuali saat berpuasa tentunya. Sudah tahu Food combining? Nah, pola makan inilah yang disebut-sebut diet enak anti lapar. Bahkan banyak pelakunya yang menyebut FC atau Food Combining sama sekali bukan diet, karena pelakunya masih bisa makan enak dan kenyang namun mendapatkan tubuh jauh lebih sehat dan bonus berupa tubuh langsing. Bahkan banyak pelaku food combining mengaku dapat terbebas dari penyakit tertentu dengan bantuan pola makan yang sedang ngetrend ini.
Nah, apa dan bagaimana sih Food Combining itu?
Food combining adalah cara pengaturan makan dengan tujuan utama tercapainya kondisi homeostastis tubuh. Kondisi homeostatis yang salah satunya ditandai dengan pH tubuh yang cenderung netral sedikit ke arah basa. Nah pada kondisi inilah seluruh fungsi tubuh berjalan optimal.
Bagaimana cara makan mengikuti pola food combining? Sederhananya, seperti ini tips diet sehat, ala food combining:
1. Bangun Tidur
Jeruk nipis peras dengan air hangat, adalah minuman pembuka hari bagi seorang food combiner (penganut pola makan FC). Selain berfungsi sebagai tonik liver, minuman ini juga memberi rasa segar dan membangkitan semangat di pagi hari.
2. Sarapan Buah
Setelah berjeda beberapa saat dari air jeruk nipis, tibalah saat sarapan pagi. Kaum food combiner mengutamakan sarapan buah. Buah dipandang menu sarapan terbaik, karena sangat mudah dicerna.
Pagi hari, sesuai irama sirkadian tubuh memasuki fase buang. Pada fase ini, energi diprioritaskan untuk membuang sisa metabolisme, jadi tak seharusnya tubuh “diberatkan dengan makanan yang susah dicerna.
Buah dikonsumsi begitu saja sebagai buah potong atau diproses menjadi jus, smoothie dan sebagainya, asalkan tak ditambahkan bahan-bahan lain. Jadi konsepnya adalah sarapan buah secara eksklusif.
Pilih buah yang manis, berserat, dan berair. Jangan lupa pilih pula buah yang matang dengan sempurna. Jangan pilih buah nangka, durian dan cempedak
3. Makan Siang dan Makan Malam
Kalau sarapannya sudah dengan buah, bagaimana menu makan siang dan malamnya? Boleh apa saja, hanya ingat rumus pentingnya. Jika Anda memilih makan dengan protein hewani, maka jangan sandingkan dengan nasi atau karbohidrat lain.
Alasannya? Keduanya membutuhkan enzim cerna yang bekerja dalam suasana berbeda. Jadi mengkonsumsi protein hewani dan karbohidrat bersamaan akan “mengacaukan” pencernaan kita. Jadi protein hewani dimakan bersama dengan sayur-sayuran saja, utamanya sayur segar atau mentah, misalnya salad.
Lalu, bagaimana kalau ingin makan karbodrat? Boleh saja, asal temani dengan protein nabati contohnya tahu dan tempe atau berbagai kacang-kacangan dan polong-polongan, dan tetap ditemani sayur-sayuran.
4. Makan Dengan tertib
Agar pengaturan makanan yang telah dilakukan itu berjalan optimal, biasanya kaum food combiner juga memperhatikan tata tertib makan. Misalnya, makan harus dengan duduk tenang. Dalam posisi tersebut, organ-organ cerna dinilai berada dalam kondisi siap untuk melaksanakan fungsinya.
Masalah kunyahan juga sering mendapat perhatian. Dianjurkan mengunyah hingga 30-70 kali. Jika tak ingin menghitung, pastikan makanan yang Anda kunyah sudah dalam bentuk lembut seperti bubur saat ditelan.
5. Boleh Makan Sekenyangnya
Inilah hal sangat menyenangkan dari food combining. Penganut food combining tak perlu takaran atau timbangan untuk makanan yang diasup. Mereka dianjurkan makan sampai cukup kenyang. Kenyang disini maksudnya rasa kenyang yang nyaman di perut, atau rasa kenyang yang wajar.
Nah, Anda ingin lebih sehat dan langsing dengan cara yang nyaman? Silahkan mencoba food combining.
Referensi:
Andang Gunawan, Food Combining, Pola Makan Untuk Sehat dan Langsing, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2009
Marsden , Kathryn, The Complete Book of Food Combining, Qanita, Bandung, 2008
Erikar Lebang, Food Combining Itu Gampang, Qanita, Bandung, 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar